4 Penyebab 'Kematian' Netbook



















Jakarta - Laptop mungil yang biasa disebut sebagai netbook dahulu pernah menjadi primadona di industri komputer. Namun kini popularitasnya memudar dan tidak banyak lagi yang meminatinya.

Bahkan beberapa vendor besar dilaporkan akan berhenti memproduksi netbook di tahun 2013 ini. Dari Asus yang merupakan pionir netbook, Acer, HP, Dell sampai Samsung.

Sejatinya, faktor apa saja yang menjadi penyebab 'kematian' netbook?

1. Dikalahkan Laptop

Netbook memang lebih murah, lebih portabel dan punya daya hidup baterai lebih panjang dibanding 'kakaknya', laptop alias notebook. Itulah salah satu penyebab netbook banyak diminati pada awal kehadirannya.

Saat itu, netbook dianggap sebagai komputer yang cocok untuk pengguna yang baru pertama kali memakai komputer jinjing. Juga dinilai sebagai perangkat kedua untuk melengkapi laptop.

Namun kemudian, harga laptop perlahan makin murah dan menyaingi banderol netbook. Baterai laptop pun semakin awet dan sebagian orang lebih memilih layar lebih besar sehingga berpaling ke laptop ketimbang netbook.

Terlebih, laptop hampir dapat dipastikan menawarkan performa yang lebih handal dibandingkan netbook. Sehingga akhirnya penjualan netbook pun terus menurun.

2. Anjloknya Penjualan Gagal Dicegah

Netbook sempat mengalami masa kejayaan pada tahun 2008. Pertumbuhan unit yang dikapalkan tumbuh sangat pesat antara tahun 2008 sampai tahun 2009.

Namun kemudian, penjualan netbook mulai melambat di awal tahun 2010. Di Amerika Serikat misalnya, penjualan netbook turun dari jumlah 2 juta unit di kuartal pertama 2010 menjadi 1,5 juta unit pada akhir tahun itu.

Tren penurunan tidak bisa diredam. Pada akhir tahun 2011, hanya 750 ribu unit netbook terjual di negeri Paman Sam dan tidak ada tanda-tanda kembali pulih.

Para vendor netbook tampaknya gagal mencegah turunnya penjualan. Entah karena inovasi yang mandeg, kurangnya promosi, dibuat hanya setengah hati atau faktor yang lain.

3. Margin Keuntungan Kian Tipis

Salah satu daya tarik utama netbook di mata konsumen adalah harganya yang murah. Sayangnya, banderol yang murah ini membuat vendor netbook semakin sulit meraup untung yang besar.

Dahulu, semua netbook menjalankan sistem operasi Windows XP di mana harga lisensinya mencapai USD 30. Namun ketika Windows 7 tiba, harga lisensi pada Microsoft melonjak menjadi USD 50.

Dengan demikian, margin keuntungan yang diperoleh vendor netbook kian menipis. Ditambah pula dengan kenyataan penjualannya yang semakin menurun.

Sehingga tidak heran banyak vendor mulai enggan memproduksi netbook. Karena jumlah pendapatan yang dihasilkan tidak begitu signifikan ketimbang dahulu.

4. Fenomena Tablet PC

Pada bulan Januari 2010, Apple mengumumkan kehadiran komputer tablet iPad. Pertengahan tahun 2010, berbagai vendor pun mulai memunculkan tablet berbasis sistem operasi Android.

Tidak lama kemudian, tablet PC segera menarik minat yang luas. Dan seiring murahnya harga, popularitasnya tidak bisa terbendung lagi sampai sekarang.

Memang tablet PC sejatinya punya fungsi lebih terbatas dibandingkan dengan netbook. Namun ia unggul karena lebih portabel, baterai jauh lebih awet dan terasa lebih keren.

Kini sudah tampak jelas bahwa tablet jauh lebih diminati ketimbang netbook. Pengapalan tablet PC di tahun 2011 mencapai 63 juta unit, jauh meninggalkan netbook yang mencapai pengapalan 29,4 juta unit.


No comments:

Post a Comment